Apa Manfaat Kesehatan Dan Risiko Ganja?
Friday, February 19, 2016
Edit
Ganja: Baik atau buruk?
Menurut National Institutes of Health, orang telah memakai marijuana, atau ganja, untuk mengobati penyakit mereka setidaknya selama 3.000 tahun. Namun, Food and Drug Administration belum menganggap ganja kondusif atau efektif dalam perawatan kondisi medis apa pun.
Ketegangan ini, antara keyakinan luas bahwa ganja yakni pengobatan yang efektif untuk banyak sekali macam penyakit dan kurangnya pengetahuan ilmiah perihal dampaknya, telah agak diperburuk dalam beberapa kali oleh dorongan menuju legalisasi.
Dua puluh sembilan negara potongan ditambah District of Columbia kini telah menciptakan ganja tersedia untuk medis - dan, di beberapa negara bagian, tujuan rekreasi.
Sebuah studi gres - gres ini diterbitkan dalam jurnal Addiction juga menemukan bahwa penggunaan ganja meningkat tajam di seluruh Amerika Serikat, meskipun kenaikan ini mungkin tidak terkait dengan ratifikasi ganja di negara-negara yang berpartisipasi. Namun demikian, peningkatan penggunaan ini mendorong problem kesehatan masyarakat yang besar.
Dalam artikel ini, kita melihat bukti ilmiah yang membebani manfaat medis ganja terhadap risiko kesehatan yang terkait dalam upaya untuk menjawab pertanyaan sederhana ini: apakah ganja baik atau buruk?
Apa manfaat medis ganja?
Selama bertahun-tahun, penelitian telah menghasilkan hasil yang memperlihatkan bahwa ganja mungkin bermanfaat dalam perawatan beberapa kondisi. Ini tercantum di bawah ini.
Sakit kronis
Tahun lalu, tinjauan besar dari National Academy of Sciences, Engineering, dan Medicine menilai lebih dari 10.000 penelitian ilmiah perihal manfaat medis dan imbas jelek ganja.
Satu area yang dilihat laporan itu yakni penggunaan mariyuana medis untuk mengobati sakit kronis. Nyeri kronis yakni penyebab utama kecacatan, mensugesti lebih dari 25 juta orang remaja di AS
Kajian ini menemukan bahwa ganja, atau produk yang mengandung cannabinoids - yang merupakan materi aktif dalam ganja, atau senyawa lain yang bekerja pada reseptor yang sama di otak menyerupai ganja - efektif dalam mengurangi rasa sakit kronis.
Kecanduan alkohol dan narkoba
Tinjauan komprehensif lain dari bukti, yang diterbitkan tahun kemudian dalam jurnal Clinical Psychology Review , mengungkapkan bahwa penggunaan ganja sanggup membantu orang dengan ketergantungan alkohol atau opioid untuk melawan kecanduan mereka.
Tetapi temuan ini mungkin kontroversial; Tinjauan National Academy of Sciences menunjukkanbahwa penggunaan ganja bekerjsama mendorong peningkatan risiko untuk menyalahgunakan, dan menjadi tergantung pada, zat-zat lain.
Juga, semakin banyak seseorang memakai ganja, semakin besar kemungkinan mereka untuk membuatkan problem dengan memakai ganja. Individu yang mulai memakai obat pada usia muda juga diketahui berisiko mengalami problem dengan penggunaan ganja.
Depresi, gangguan stres pasca-trauma, dan kecemasan sosial
Ulasan yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menilai semua literatur ilmiah yang diterbitkan yang menyidik penggunaan ganja untuk mengobati tanda-tanda penyakit mental .
Penulisnya menemukan beberapa bukti yang mendukung penggunaan ganja untuk mengurangi depresi dan tanda-tanda gangguan stres pasca-trauma .
Yang sedang berkata, mereka memperingatkan bahwa ganja bukanlah pengobatan yang sempurna untuk beberapa kondisi kesehatan mentallainnya, menyerupai gangguan bipolar dan psikosis .
Ulasan ini memperlihatkan bahwa ada beberapa bukti yang memperlihatkan bahwa ganja mungkin meringankan tanda-tanda kecemasan sosial , tetapi sekali lagi, ini bertentangan dengan National Academy of Sciences, Engineering, dan ulasan Medicine, yang malah menemukan bahwa pengguna ganja biasa mungkin berada di peningkatan risiko kecemasan sosial.
Kanker
Bukti memperlihatkan bahwa kanabinoid oral efektif melawan mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi , dan beberapa penelitian kecil telah menemukan bahwa mariyuana merokok juga sanggup membantu meringankan gejala-gejala ini .
Beberapa penelitian pada sel kanker memperlihatkan bahwa cannabinoids sanggup memperlambat pertumbuhan atau membunuh beberapa jenis kanker. Namun, studi awal yang menguji hipotesis ini pada insan mengungkapkan bahwa meskipun kanabinoid yakni pengobatan yang aman, mereka tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.
Multiple sclerosis
Penggunaan jangka pendek cannabinoid oral sanggup meningkatkan tanda-tanda spastisitas di antara orang-orang dengan multiple sclerosis , tetapi imbas nyata telah ditemukan menjadi sederhana .
Epilepsi
Penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan bahwa senyawa mariyuana yang disebut cannabidiol mungkin efektif untuk meredakan kejang di antara belum dewasa dengan sindrom Dravet, yang merupakan bentuk epilepsi yang langka .
Kejang sindrom Dravet berlangsung lama, berulang, dan berpotensi mematikan. Bahkan, 1 dari 5 anak dengan sindrom Dravet tidak mencapai usia 20 tahun.
Dalam studi tersebut, 120 belum dewasa dan remaja dengan sindrom Dravet, semuanya berusia antara 2 dan 18 tahun, secara acak ditugaskan untuk mendapatkan larutan cannabidiol oral atau plaseboselama 14 minggu, bersama dengan obat-obatan yang biasa mereka gunakan.
Para peneliti menemukan bahwa belum dewasa yang mendapatkan larutan cannabidiol berubah dari sekitar 12 kejang per bulan menjadi rata-rata enam kali kejang per bulan. Tiga anak yang mendapatkan cannabidiol tidak mengalami kejang sama sekali.
Anak-anak yang mendapatkan plasebo juga melihat penurunan kejang, tetapi ini sedikit - jumlah rata-rata kejang mereka turun dari 15 setiap bulan sebelum penelitian menjadi 14 kejang per bulan selama penelitian.
Para peneliti menyampaikan bahwa pengurangan 39 persen dalam insiden kejang ini memperlihatkan bukti berpengaruh bahwa senyawa tersebut sanggup membantu orang yang hidup dengan sindrom Dravet, dan bahwa kertas mereka mempunyai data ilmiah pertama yang ketat untuk memperlihatkan ini.
Namun, penelitian ini juga menemukan tingkat imbas samping yang tinggi terkait dengan cannabidiol. Lebih dari 9 dari 10 anak yang diobati dengan cannabidiol mengalami imbas samping - paling sering muntah, kelelahan , dan demam .
Apa risiko kesehatan ganja?
Di ujung lain dari spektrum yakni kebanyakan studi yang telah menemukan hubungan negatif antara penggunaan ganja dan kesehatan. Mereka tercantum di bawah ini.
Masalah kesehatan mental
Penggunaan ganja setiap hari diyakini memperburuk tanda-tanda gangguan bipolar yang ada di antara orang-orang yang mempunyai problem kesehatan mental ini. Namun, National Academy of Sciences, Engineering, dan laporan Kedokteran memperlihatkan bahwa di antara orang-orang yang tidak mempunyai riwayat kondisi ini, hanya ada bukti terbatas perihal hubungan antara penggunaan ganja dan membuatkan gangguan bipolar.
Bukti moderat memperlihatkan bahwa pengguna ganja biasa lebih mungkin mengalami pikiran ingin bunuh diri , dan ada sedikit peningkatan risiko depresi di antara pengguna ganja.
Penggunaan ganja cenderung meningkatkan risiko psikosis, termasuk skizofrenia . Tetapi temuan gila di antara orang-orang dengan skizofrenia dan psikosis lainnya yakni bahwa sejarah penggunaan ganja dikaitkan dengan peningkatan kinerja pada tes yang menilai pembelajaran dan memori.
Kanker testis
Meskipun tidak ada bukti yang memperlihatkan adanya hubungan antara penggunaan ganja dan peningkatan risiko untuk sebagian besar kanker, National Academy of Sciences menemukan beberapa bukti yang memperlihatkan peningkatan risiko untuk subtipe seminoma yang tumbuh lambat dari kanker testis .
Penyakit pernapasan
Merokok ganja rutin dikaitkan dengan peningkatan risiko batuk kronis, tetapi " tidak terang " apakah merokok ganja memperburuk fungsi paru-paru atau meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik atau asma .
Sebuah studi 2014 yang meneliti hubungan antara penggunaan ganja dan penyakit paru-paru menyarankan bahwa masuk nalar bahwa merokok ganja sanggup berkontribusi pada kanker paru-paru , meskipun sulit untuk secara niscaya menghubungkan keduanya.
Para penulis studi yang - diterbitkan dalam jurnal Current Opinion in Pulmonary Medicine - menyimpulkan:
"Ada bukti tegas bahwa kebiasaan merokok ganja kebiasaan atau biasa tidak berbahaya. Peringatan terhadap penggunaan ganja berat secara teratur yakni bijaksana."
"Penggunaan ganja secara medis kemungkinan tidak berbahaya bagi paru-paru dalam takaran kumulatif rendah," mereka menambahkan, "tetapi batas takaran perlu didefinisikan. Penggunaan rekreasi tidak sama dengan penggunaan obat dan harus berkecil hati."
Jadi, apakah ganja baik atau jelek untuk kesehatan Anda?
Ada bukti yang memperlihatkan baik ancaman dan manfaat kesehatan dari ganja. Namun meskipun muncul selama beberapa tahun terakhir dari tinjauan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif dan terbaru yang mengevaluasi manfaat dan ancaman dari obat, terang bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk sepenuhnya memilih implikasi kesehatan masyarakat dari meningkatnya ganja. menggunakan.
Banyak ilmuwan dan tubuh kesehatan - termasuk American Cancer Society (ACS) - mendukung kebutuhan untuk penelitian ilmiah lebih lanjut perihal penggunaan ganja dan cannabinoids untuk mengobati kondisi medis.
Namun, ada hambatan untuk ini: ganja digolongkan sebagai zat yang diatur oleh Ikatan Obat oleh Badan Pemberantasan Narkoba, yang menghalangi studi ganja dan cannabinoid melalui pengenaan kondisi ketat pada para peneliti yang bekerja di tempat ini.
Jika Anda kebetulan tinggal di negara potongan di mana penggunaan medis ganja yakni legal, Anda dan dokter Anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini dan bagaimana mereka terkait dengan penyakit dan riwayat kesehatan Anda sebelum memakai obat ini.
Misalnya, sementara ada beberapa bukti untuk mendukung penggunaan ganja untuk menghilangkan rasa sakit, Anda tentu harus menghindari ganja jikalau Anda mempunyai sejarah problem kesehatan mental.
Ingatlah untuk selalu berbicara dengan dokter Anda sebelum mengambil obat baru.